Artikel

Tagihan Listrik Meledak!

Posted by ListrikID on
Tagihan Listrik Meledak!

Seminggu terakhir ini terasa sekali kehebohan soal tagihan listrik yang meledak.
Kami kutip dari halaman detik.com

“Lonjakan tagihan listrik ini kita punya data di bulan Mei total kenaikan ada 4,3 juta kalau terhadap jumlah pelanggan pascabayar 34,5 juta maka sekitar 1/7,” kata Yuddy dalam sebuah diskusi webinar bertajuk tagihan listrik naik selama pandemi, di Jakarta Senin (8/6/2020).
Kemudian, ada pelanggan yang kenaikan di atas 200%. Jumlahnya, kata dia, 6% dari 4,3 juta pelanggan yang tagihan listriknya naik di atas 20%.

“Yang naik di atas 200% dari data kami hanya sekitar 6% dari yang naik di atas 20%. Dari 4,3 juta hanya 6%,” ujar Yuddy.

Yuddy menuturkan, terbanyak ialah pelanggan yang mengalami lonjakan antara 20 sampai 50%.
Terbanyak antara 20-50% yaitu sebanyak 2,4 juta, di bawah 50%,” tutur Yuddy

Lalu apa penyebab kenaikan tagihan ini? Masih dari halaman yang sama, menurut Senior Executive Vice President Bisnis & Pelayanan Pelanggan PLN Yuddy Setyo Wicaksono, ada 3 penyebab utama:

  1. Karena adanya kebijakan work from home (WFH)
  2. Karena bulan Mei Ramadhan. Saat Ramadhan, kata dia, konsumsi listrik lebih panjang karena sebagian pelanggan bangun lebih awal untuk memulai aktivitas.
  3. Saat WFH pencatatan listrik dihitung berdasarkan rata-rata 3 bulan sebelumnya atau sebelum WFH

Secara sederhananya, kenaikan ini merupakan konsekuensi logis dari pencatatan “ala rata – rata”. Maksudnya?
Normalnya tagihan listrik dihitung berdasarkan jumlah kWh yang digunakan oleh pelanggan, yaitu selisih dari kWh akhir dan kWh awal yang dicatat oleh petugas PLN.

Pencatatan meteran listrik
Pencatatan meteran listrik

Nah dalam situasi yang tidak normal seperti sekarang, petugas PLN ini tidak melakukan pencatatan sebagaimana mestinya.
Pertanyaan berikutnya adalah, kalau petugas tidak melakukan pencatatan sebagaimana mestinya, lantas apa dasar penghitungan penggunaan listrik pelanggan?
PLN sebenarnya sudah memberikan fasilitas pelaporan penggunaan listrik secara mandiri, yaitu pelanggan mem-foto meteran listrik dan mengirimkan via Whatsapp.

Berikut cara mengirimkan foto meteran listrik PLN via WA:

• Hubungi PLN melalui WA di nomor 08122 123 123
• Ketik “Halo”
• Ketik 2 untuk melakukan baca meter mandiri
• Baca informasi yang muncul
• Masukan ID pelanggan
• Jika ID pelanggan dan hari baca sudah sesuai, silakan ketik angka stand kWh meter
• Ambil dan kirimkan foto kWh meter (angka stand harus terlihat jelas)
• Selesai. PLN akan melakukan verifikasi data yang telah dikirimkan pelanggan.

Kompas.com

Bagi pelanggan yang tidak melakukan pelaporan via Whatsapp, maka PLN mengambil keputusan untuk melakukan penghitungan berdasarkan rata – rata sebelum pandemi Covid-19.

Sangat logis apabila selama masa pandemi Covid-19 atau masa WFH, terjadi kenaikan konsumsi listrik. Saya ambil contoh sederhana, pendingin ruangan / AC.

Apabila pada masa – masa normal, rumah boleh dikatakan “kosong” pada rentang waktu pukul 09:00 – 18:00, maka tidak demikian pada masa WFH.

Orang tua dan anak berada “non-stop” di rumah. Selama di rumah, tentunya akan menyalakan AC. Setidaknya ada 2 AC yang akan beroperasi, AC kamar anak dan AC kamar orang tua / ruang kerja. Apabila 1 AC mengkonsumsi listrik sebesar 800 watt dan beroperasi dari pukul 09:00 hingga pukul 18:00 (kemudian menyala kembali pukul 21:00), maka dapat dihitung berapa jumlah konsumsi listrik.
Belom lagi, kita hitung perangkat yang menggunakan listrik, seperti penanak nasi / rice cooker, pompa air, dst.

tagihan listrik meledak
Tagihan listrik meledak

Jadi sangat logis apabila terjadi kenaikan tagihan listrik atau bahkan tagihan listriknya meledak, karena memang ada beban penggunaan listrik tambahan.

Nah yang menjadi pertanyaan, berapa beban penggunaan listrik saya secara riil? Hari ini? Minggu ini? Atau bahkan bulan ini?
Pertanyaan ini tidak akan bisa dijawab kalau menggunakan perhitungan “rata – rata”.

Lalu?

Tidak ada jalan lain, selain pelanggan yang melakukan “pencatatan” atau memonitor sendiri penggunaan listriknya.

Artikel

Sudahkan Anda Tutup Pintu Lemari Pendingin Anda Hari Ini?

Posted by ListrikID on
Sudahkan Anda Tutup Pintu Lemari Pendingin Anda Hari Ini?

Tanpa kita sadari, kita banyak melakukan hal – hal kecil yang kurang baik. Hal – hal yang membuat boros biaya kelistrikan.
Saya ambil contoh gerai yang menjual jus segar (yang sangat saya suka), seperti pada foto berikut:

Hal sepele seperti lupa menutup pintu lemari pendingin, dapat berakibat tidak baik pada beberapa hal sebagai berikut:

  1. Kesegaran jus
  2. Konsumsi listrik

Saya akan coba bahas pada sisi konsumsi listrik.

Menurut Majalah Home Energy, pintu lemari es yang terbuka atau tidak tertutup dengan sempurna dapat memberi beban tambahan pada konsumsi listrik hingga 7%.

Mengapa bisa demikian?
Pada saat pintu lemari pendingin tidak tertutup dengan sempurna, maka suhu / temperatur yang harus dipertahankan akan meningkat (bercampur dengan suhu / temperatur ruangan) dan pada saat sensor suhu mendeteksi adanya peningkatan suhu maka kompresor akan diperintahkan untuk bekerja lebih keras untuk menurunkan kembali suhu.
Disinilah titik masalahnya, semakin keras kerja kompresor, konsumsi listrik akan semakin meningkat.
Konsumsi listrik meningkat maka otomatis biaya tagihan bulanan listrik akan membengkak.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh The Institute of Food and Agricultural Sciences di Universitas Florida, mengungkapkan fakta yang cukup menarik. Dikatakan dengan melakukan hal yang kurang baik seperti lupa menutup pintu lemari pendingin, berakibat pada konsumsi listrik tambahan sebesar 50 sampai 120 kWh / tahun.
Apabila tiap kWh dikenakan biaya sebesar Rp. 1.467,- (tarif dasar listrik 1.300 VA per awal tahun 2017), maka akan ada biaya tambahan sebesar Rp. 73.350,- hingga Rp. 176.040,-

Biaya tambahan ini dapat kita hilangkan hanya dengan memperhatikan hal kecil seperti menutup pintu lemari pendingin. Sederhana dan mudah untuk dilakukan 🙂